22 Desember, 2008

Burung Kakatua Putih Terancam Punah

Indonesia dikenal sebagai surga bagi burung dimana ada sebanyak 1539 jenis burung di Indonesia, dan 85 jenis diataranya merupakan jenis burung paruh bengkok. Sebanyak 14 jenis burung paruh bengkok tersebut yang saat ini telah dilindungi karena masuk dalam katagori terancam punah.

Sebagian besar burung paruh bengkok seperti Nuri dan Kakatua hidup di kawasan wallacea dan Indonesia Bagian Timur seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua merupakan satwa endemik seperti kakatua putih (Cacatua alba), yang hanya ditemukan di Maluku Utara.

Namun keberadaan kakatua putih di alam saat ini menghawatirkan karena penangkapan untuk diperdagangkan dan degradasi hutan baik untuk lahan perkebunan ataupun pertambangan. Dimana setiap tahunnya ada sebanyak 100 ekor kakatua putih dieperdagangakan di pasar burung di Pulau Jawa dan Bali.

Hasil investigasi ProFauna tahun 2001 mencatat bahwa angka penangkapan kakatua putih setiap tahunnya ratarata mencapai sekitar 550 ekor, yang ditangkap dari Pulau Halmahera untuk diperdagangkan Penangkapan burung kakatua putih ini masih terus berlangsung di Maluku Utara karena lemahnya upaya penegakan hukum yang menyebabkan burung ini telah hilang dari habitatnya di beberapa desa di Pulau Halmahera.

Tingginya penangkapan tersebut mengkibatkan kepunahan loka di beberapa wilayah Pulau Halmahera, untuk itu ProFauna Indonesia menyerukan agar burung kakatua putih untuk segera masuk dalam daftar satwa dilindungi. Hal ini karena sudah memenuhi kriteria sesuai PP no 7 tahun 1999 tentang pengawtan jenis tumbuhan dan satwa liar yaitu jumlah populasi kecil, penurunan populasi yang tajam dan sebarannya terbatas (endemik).

Habitat Orangutan Terancam Punah Logging

peb__habitat_orangutan_terancam_punah.jpg
Populasi Orangutan pada awal abad ke 20 berjumlah ratusan ribu. Selama abad terakhir meningkatnya penebangan secara besar-besaran dan berkembangannya usaha perkebunan di Kalimantan dan Sumatra secara signifikan menyebabkan berkurangnya habitat dan populasi/jumlah mereka. Tindakan yang sangat tampak pengaruh/dampaknya pada penurunan jumlah mereka tersebut adalah pembabatan hutan hutan primer beserta ekosistimnya termasuk didalamnya pemetaan hutan-hutan tersebut untuk dijadikan daerah usaha pemotongan kayu dan termasuk didalamnya pembabatan hutan guna membangun jalan masuk ke daerah usaha kayu tadi.

Estimasi saat ini bahwa selama 20 tahun terakhir orangutan sudah kehilangan 80% hutan tempat mereka tinggal. Sekitar 50.000 ekor orangutan ditemukan hidup terpencar-pencar di pulau Kalimantan dan hanya 7000 orangutan yang tinggal di 12 unit habitat tertentu di Sumatra Utara. Walaupun mereka dilindungi oleh undang-undang, namun diperkirakan bahwa 4-5000 ekor orangutan mati setiap tahunnya disebabkan oleh kehilangan tempat tinggal, pembunuhan secara ilegal, dan perdagangan gelap anak orangutan sebagai binatang piaraan eksotik. Dilaju hilangnya tempat tinggal mereka dan kematian, spesies orangutan dihadapkan akan kenyataan akan punah dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun mendatang.

Ancaman-ancaman sekarang terhadap habitat orangutan termasuk:

Perkebunan Kelapa Sawit:
Dramatisnya tingkat perkembangan pembangunan perkebunan minyak kelapa sawit merupakan ancaman yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup orangutan saat ini. Budaya dari pembangunan usaha perkebunan Kelapa Sawit sangat banyak dampak negativenya bagi kehidupan orangutan. Awalnya hutan tempat mereka tinggal dibabat habis tanpa sisa dan lahan tersebut kemudian dijadikan perkebunan. Mereka sering membakar hutan (secara ilegal) untuk dapat dengan cepat membuka lahan dan memanfaatkan sisa pembakaranya sebagai pupuk. Kebakaran yang mereka sengaja tersebut mengakibatkan kehancuran hidup marga satwa disekitarnya dan juga berdampak jelek untuk kesehatan manusia. Pada akhirnya, orangutan ini dibunuh disaat mereka sedang mencari makanan di didaerah perkebunan baru maupun yang sudah besar ini karena mereka dianggap sebagai hama.

Indonesia dan Malaysia adalah dua negara produsen minyak sawit dan pohon palem biji yang terbesar. Guna memenuhi permintaan minyak sayur yang terus meningkat dan sangat serba guna ini ( bisa dipakai di semua produk dari pasta gigi, selai kacang, sereal, kosmetik, krayon, lilin, makanan kecil dan bisa dipakai untuk bio-disel), jutaan hektare hutan harus dibabat , ditanami dan dijadikan komplek perkebunan. Menurut Pusat Ilmu Pengetahuan untuk Kepentingan Umum (CSPI), sejak 1970s, di Indonesia tanah yang ditanami dengan kepala sawit telah berkembang dari lebih 30 kali lipat hingga sekarang di atas 3 juta hektare. Di Malaysia sendiri, tanah yang dijadikan kebun kepala sawit meningkat 12-kali lipat menjadi 3.5 juta hektare.

Rencananya ialah menambah produksi minyak sawit di seluruh Indonesia dan Malaysia, terutama di daerah yang secara biologis peka atau beraneka ragam habitatnya. Salah satu tindakan kontroversial yang diambil pemerintah Indonesia yaitu mengubah hampir 2 juta hektare (setengah ukuran Holland) hutan murninya di sepanjang perbatasan Sarawak dan Kalimantan Indonesia menjadi perkebunan kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan oleh oleh organisasi ilmiah seperti Center for International Forestry Research (CIFOR) menyebutkan bahwa sample tanah dari jantung Kalimantan tersebut tidak cocok untuk dijadikan perkebunan Kelapa sawit.

Namun, ratusan juta dolar investasi telah dijanjikan pada investor dari Cina dan lagi kebutuhan pemerintah dalam membuat lapangan kerja baru telah membuat rencana ini menjadi perhatian serius dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Sejumlah penelitian dan laporan telah dibuat mengenai dampak buruk usaha perkebunan kelapa sawit yang mengancam kehidupan orangutan, margasatwa lainnya, lingkungan hidup, dan kesehatan manusia, yang mana laporannya dapat dilihat pada web sebagai berikut:

http://www.cspinet.org/new/pdf/palm_oil_final_5-27-05.pdf
http://www.foe.co.uk/resource/reports/oil_for_ape_summary.pdf
http://www.foe.co.uk/resource/reports/oil_for_ape_full.pdf

Salah satu laporan terbaru mengenai prilaku negatif dari pekerja Perkebunan kelapa sawit yang membunuh orangutan secara brutal dan tidak manusiawi (dapat di klik disini)
Namun akhirnya, ada juga usaha Produsen minyak kelapa sawit dan masyarakat dalam menanggapi keprihatinan dampaknya terhadap lingkungan dan masa depan industry, demi usaha membuat usaha minyak sawit tersebut menjadi usaha yang berkelanjutan. Tindakan apa saja yang di maksud dan bagaimana hal tersebut bisa telah menjadi topick pembicaraan konfrensi Usaha Kelapa Sawit yang berkelanjutan (http://www.sustainable-palmoil.org ).

Usaha Penebangan Kayu— legal dan illegal
Usaha penebangan kayu merupakan ancaman nyata lainnya. Sebelum meluasnya usaha perkebunan kelapa sawit, usaha penebangan kayu yang sah (berdasarkan konsesi yang diberikan pemerintah)atau pun liar dan penebangan ilegal tanpa konsesi dan dilakukan oleh pencuri, adalah merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup orangutan. Permintaan dunia untuk kayu keras memicu pertumbuhan industri kayu balok dan tripleks selama lebih 30 tahun lamanya. Selama dasawarsa belakangan ini, terutama seelah lengsernya Presiden Soeharto, perkembangan usaha penebangan kayu ilegal di sekitar hutan lindung, dan di banyak taman nasional, termasuk didalamnya hutan konsensi menjadi merajalela. Pengusaha penggergajian sering membeli dan memproduksi kayu-kayu legal maupun illegal. Diperkiran 70% lebih dari produk-produk kayu yang di ekspor ke luar negri adalah kayu illegal dari pengusaha liar.

Usaha penebangan kayu di Indonesia benar-benar tidak dapat dipertahankan. Usaha penebangan kayu seperti ini tidak hanya secara membabi buta menghabiskan pohon tempat bergantung orangutan, namun juga mengancam keberadaan ribuan tanaman, burung, mamalia dan serangga lainnya. Akhirnya ancaman dari usaha yang tidak berkelanjutan ini membahayakan mata pencaharian bagi masa depan generasi muda dan binatang yang hidupnya bergantung pada hutan untuk tetap bisa bertahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan pemberatasan terhadap usaha penebangan kayu liar dan menjadikan usaha ini sebagai prioritas utama dalam usaha pelestarian lingkungan.

Penebangan liar tak hanya menurunkan komunitas orangutan dan habitat margasatwa lainnya, tapi usaha ini juga merenggut milyaran dolar dari pendapatan negara dan juga menghalangi usaha Negara untuk mempertahankan kelestarian hutan demi masa depan generasi muda nantinya.

Penambangan Emas Liar
Di Indonesia, usaha penambangan mengakibatkan 10% dari kerusakan lingkungan hutan nasional. Metode penambangan terbuka (open pit) pertambangan emas mengubah hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati, di mana tidak ada lagi tumbuhan bisa hidup disana. Undang-undang peraturan Indonesia No. 41 tahu 1999 melarang pertambangan terbuka seperti itu dilakukan di hutan lindung namun 90% penambangan terbuka itu sendiri dilakukan di hutan lindung.

Disamping menyebabkan hilangnya area hutan, erosi dan limbah dari sisa pertambangan membuang particle dan membuat sungai menjadi keruh dan coklat. Lebih dari itu, air raksa yang dipergunakan dalam proses penambangan untuk membentuk emas memasuki aliran sungai, membunuh ikan dan margasatwa lain.

Berburu
Berburu dan menjadikan orangutan sebagai bahan makanan tentu sudah menjadi masalah dari dahulu hingga sekarang. Orangutan bergerak sangat lambat membuat mereka menjadi sasaran yang sangat empuk bagi para pemburu. Perburuan tradisional yang dilakukan oleh orang pribumi sendiri telah membuat para pribumi untuk bertanggung jawab atas kepunahan sejumlah binatang lokal. Saat ini di Sarawak, Orangutan sebagian besar hanya ditemukan di daerah di mana mereka menganggap membunuh orangutan adalah sangat tabu. Orangutan dibunuh atau dilukai oleh pemilik perkebunan (baca diatas) dan oleh petani yang menganggap orangutan menjadi hama. Dari Aceh sendiri ada laporan dari masyarakat mengenai elemen militer yang memburu orangutan sebagai olahraga selama terjadinya konflik saparatis disana.

Perdagangan binatang piaraan illegal
Memiliki orangutan sebagai binatang piaraan baik itu di Malaysia maupun Indonesia selama dasawarsa adalah hal yang illegal. Sebagai dampak dari larangan tersebut, bayi orangutan secara diam-diam dibawa ke dalam perdagangan margasatwa gelap.
Disaat pembabatan hutan, para pekerja sering sekali menemukan orangutan. Kebanyakan dari orangutan yang ditemukan tersebut adalah ibu dengan bayi yang masih digendong. Binatang ini terpisah dari perkumpulan mereka, karena ketakutan dan tidak mempunyai tempat untuk pergi mereka pun tinggal ditanah. Yang pasti, orangutan betina tersebut akhirnya dibunuh secara brutal oleh para pekerja tidak mau tau dan tamak guna merebut bayinya untuk dapat dijual kepada pedagan binatang yang dilindungi.

Kebanyakan dari bayi-bayi tersebut tidak selamat sampai di Jakarta, Bali atau lokasi internasional lainnya dikarena jalan yang ditempuh sangatlah sulit dan juga disebabkan oleh perawatan yang buruk, penyakit, luka, dan trauma psikologis. Dari 6-8 ekor orangutan mati sebagai akibat dari cara penangkapan, alat angkutan, dan perawatan yang tidak manusiawi tadi, diperkiran hanya satu anak orangutan diantaranya yang sampai di pasaran.

Kebakaran hutan
Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun1997 dan 1998 menyebabkan kerusakan yang hebat terhadap hutan-hutan di Kalimantan dan Sumatra dan juga banyak membunuh orang hutan, meninggalkan anak-anak mereka tanpa orang tua dan menelantarkan ratusan orangutan lainnya. Dihutan yang lembab dan masih norml biasanya embun yang ada dapat memadamkan api dari sisa akibat kebakaran petani tradisional. Gabungan factor-faktor yang membuat kebakaran besar menghancurkan hutan di ndonesia ialah hutan menjadi tidak kering lagi akibat sisa-sisa serpihan kayu kering dari penebangan liar; selain itu perusahaan minyak sawit juga menambah risiko kebakaran sewaktu membuka lahan dengan cara membabat hutan; dan juga badai El Nino adalah factor lainnya yang mengakibatkan musim kering lebih lama.

Sumber: http://www.orangutanrepublik.org/ourei/index.php?option=com_content&task...

14 November, 2008

Indonesia Terima Badak Jantan dari AS

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menerima seekor badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dari Amerika Serikat (AS) berjenis kelamin jantan dalam rangka program pengembangbiakan jenis hewan tersebut.

“Populasi badak Sumatera sekarang ini turun begitu drastis dari sekitar 800 ekor menjadi 400 ekor akibat berbagai hal seperti perburuan dan rusaknya habitat,” kata MS Kaban, Menteri Kehutanan dalam acara penyerahan badak Sumatera dari AS kepada Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa.

Badak jantan berusia lima tahun bernama Andalas itu, menurut dia akan dikawinkan dengan dua ekor badak Sumatera betina bernama Rosa dan Ratu di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung.

“Kepulangan Andalas ke Indonesia merupakan salah satu kegiatan yang diprioritaskan dalam Strategi Konservasi Badak Indonesia (SKBI) yang telah direvisi bulan Februari 2005,” katanya.

Ia mengatakan, andalas adalah badak Sumatera pertama yang berhasil dilahirkan dari perkawinan di dalam penangkaran pada 13 September 2001 di kebun binatang Cincinnati, AS dari pasangan badak Sumatera betina Emi dan yang jantan Ipuh.

“Ketika habitat badak Sumatera di Indonesia turun drastis, para ahli segera menyebar berbagai badak itu ke beberapa kebun binatang dunia untuk dilakukan penelitian serta perkembangbiakan pada hewan tersebut,” ujar dia.

Dari berbagai kebun binatang itu, ujarnya, badak Sumatera yang ada di kebun binatang Los Angeles itulah yang mengalami kemajuan serta melahirkan Andalas dan dua ekor badak lainnya.

“Upaya penangkaran badak Sumatera dari Indonesia telah berjalan selama 20 tahun, namun 75 persen badak Sumatera yang dipelihara di kebun-kebun binatang tersebut mati karena pengelolaan yang kurang tepat selama kurun waktu 1985-1997,” tuturnya.

Upaya penangkaran badak Sumatera, ujar MS Kaban, kini hanya ada di Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Way Kambas yang selesai dibangun tahun 1997 dengan luas kawasan sekitar 100 ha.

“Sebelumnya di Way Kambas sudah dilakukan proses perkembangbiakan antara badak betina Sumatera bernama Bina dengan seekor badak jantan dari Inggris bernama Torgamba, tetapi ternyata tidak berhasil karena badak Sumatera yang dikembangbiakan di Ingris itu kurang subur,” ucapnya.

Oleh karena itu, ucapnya, upaya mengembangbiakan “Andalas” dengan “Ratu” dan “Rosa” adalah sebuah langkah awal dari proes pelestarian badak Sumatera.

“Semoga saja Andalas dengan Ratu dan Rosa dapat menghasilkan keturunan, sehingga tidak terjadi kepunahan pada hewan yang dilindungi tersebut,” ujarnya.

Seluruh proses penerimaan badak Sumatera dari AS bernama Andalas itu sampai dengan mengantarkannya ke Way Kambas memakan biaya hingga 70 ribu dollar AS atau sekitar Rp630 juta yang ditanggung oleh sponsor dan pemerintah.

“Semua dana datang dari para pemerhati hewan langka tersebut, dan yang jelas bukan dari cukong,” tambah dia.

Cintai mereka jangan biarkan mereka punah dengan bergabung dengan team cegah satwa punah dot com.

Panda

Panda Besar (Hanzi: 貓熊;; pinyin: mao xiong), Ailuropoda melanoleuca ("Kaki-kucing hitam-putih") atau diringkas Panda, adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae, yang hewan asli Tiongkok tengah. Panda Besar tinggal di wilayah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet. Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emas negara tersebut.

Nama Chinanya berarti "kucing-beruang," dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Ia dinamai panda di Barat karena mirip dengan Panda Merah, dan dulunya dikenal sebagai Beruang Belang (Ailuropus melanoleucus).

Meskipun secara taksonomis ia adalah karnivora, makanannya seperti herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, hampir hanya bambu saja. Secara teknis, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora, karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan ini adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah.

Panda Besar juga masih bersaudara dengan Panda Merah, tetapi mereka dinamai mirip sepertinya akrena kebiasaan mereka memakan bambu. Sebelum hubungannya dengan Panda Merah ditemukan pada tahun 1901, Panda Besar dikenal sebagai beruang berwarna dua.

Selama puluhan tahun, klasifikasi taksonomi panda yang tepat diperdebatkan karena baik Panda Besar maupun Panda Merah memiliki ciri-ciri seperti beruang dan rakun. Namun, pengujian genetika mengungkapkan bahwa Panda Besar adalah beruang sejati dan termasuk keluarga Ursidae. Saudara terdekatnya dalam keluarga beruang adalah Beruang Berakcamata di Amerika Selatan. Sekarang masih diperdebatkan apakah Panda Merah termasuk keluarga Ursidaea tau keluarga rakut, Procyonidae.

Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini masih hidup di alam. Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam.

Panda Besar memiliki cakar yang ganjil, dengan "jempol" dan lima jari; "jempol" ini sebenarnya tulang-pergelangan tangan yang termodifikasi. Stephen Jay Gould menulis esai tentang topik ini, lalu menggunakan judul The Panda's Thumb untuk buku kumpulan esainya.

Panda Besar pertama kali dikenal di dunia Barat pada 1869 oleh misionaris Prancis Armand David (18261900). Panda Besar lama menjadi hewan favorit masyarakat, sebagian karena spesies ini lucu seperti bayi, mirip dengan boneka beruang hidup. Panda juga sering digambarkan sedang berbaring santai sambil makan bambu, bukan berburu, sehingga meningkatlah citranya sebagai hewan manis dan cinta damai.

Peminjaman panda besar ke kebun binatang Amerika Serikat dan Jepang merupakan bagian penting diplomasi Republik Rakyat Cina pada tahun 1970-an karena peminjaman ini menandai sebagian pertukaran budaya pertama antara Tiongkok dan dunia Barat.

Namun, pada tahun 1984, panda sudah tidak lagi digunakan sebagai alat diplomasi. Alih-alih, China mulai menawarkan panda kepada negara-negara lain untuk peminjaman hanya sepuluh tahun. Ketentuan peminjaman standar mencakup tarif hingga US$1.000.000 per tahun dan syarat bahwa anak yang lahir semasa peminjaman adalah milik Republik Rakyat China.

Pada 1998 akibat tuntutan hukum oleh WWF, U.S. Fish and Wildlife Service mengharuskan kebun binatang AS yang ingin mengimpor panda agar memastikan bahwa setengah tarif yang dipasang China disalurkan untuk upaya pelestarian panda liar dan habitatnya, barulah lembaga tersebut mau mengeluarkan izin pengimporan panda tersebut.

Sekilas Info Tentang Binatang

1. Emu dan kanguru tidak dapat berjalan mundur.

2. Berang-berang bisa menahan (tidak ber-)nafas di dalam air selama 45 menit.
3. Burung terkecil di dunia adalah humming bird, karena beratnya hanya 1 ons.
4.Yang bergaris-garis pada tubuh harimau bukan cuma bulunya, tetapi juga
kulitnya.
5.Rusa kutub memakan lumut karena mengandung zat yang membuat tubuh mereka
tidak membeku.
6. Burung pelatuk (ingat Woody Woodpecker?) dapat mematuk 20x per detik. Mereka
tidak akan mengalami pusing, karena otaknya dilindungi bantalan udara (mirip
airbag pada mobil jaman sekarang kali ya?).
7.Badak adalah binatang terkuat di dunia, karena dapat mengangkat beban yang
850x berat badannya ( manusia aja paling cuma kuat membawa 2x berat badannya
ya?). Semut mampu mengangkat 50x berat badannya.
8. Kadal (yang suka memangsa serangga memakai lidahnya) memiliki lidah
sepanjang tubuhnya. Kedua matanya dapat melihat dua objek yang berbeda dan
sama-sama fokusnya.
9. Semut bulldog hitam dari Australia
adalah semut paling berbahaya di dunia, karena dapat menyengat dan menggigit
pada saat bersamaan dan keduanya mengandung racun mematikan (dan sudah ada
korban manusia).
10. Armadillo, sloth, dan opossum (semuanya sejenis tupai) menghabiskan 80%
waktu hidupnya untuk tidur (enak bener ya?). Musang juga mirip, karena tidur 20
jam sehari. Sedang seekor siput bisa tidur selama 3 tahun.
11. Gajah dapat mencium aroma air sejauh 3 mil (1 km lebih).
12. Jantung landak berdenyut 300x dalam semenit, sedang jantung ikan paus biru
hanya berdenyut 6x semenit.
13. Masih ikan paus biru: suaranya paling keras dibanding binatang lainnya, dan
lidahnya cukup lebar sehingga dapat untuk berdiri 50 orang. (gile..)
14. di Amerika, ada lebih banyak sapi dibanding manusia.
15. Bintang laut tidak mempunyai otak (lah, kenapa kita sering mengumpat
"otak udang" ya?). (manusia juga ada yg ga punya otak..
16. Ikan emas dapat mengingat hanya sekitar 2-3 detik saja (yah, lebih baik
dibanding bintang laut ya?)
17. Lebih banyak orang mati karena tak sengaja menelan gabus botol sampanye
dibanding karena sengatan laba-laba beracun.
18. Lebih banyak orang mati karena sengatan lebah dibanding karena gigitan
ular.
19. Jumlah serangga di dunia ini ada sebanyak 200juta kali jumlah manusia.
20. Hiu tidak dapat terkena penyakit kanker.
21. Saking panjangnya lidah seekor jerapah (21 inci), sehingga mereka dapat
membersihkan telinganya dengan lidahnya.
22. Jika kalajengking ditetesi minuman keras, dia akan marah dan menyengat
dirinya sendiri sampai mati. (strezz kali yah!!)
23. Sama-sama tanpa air, tikus dapat hidup lebih lama dibanding unta.
24. Seekor kecoa dapat hidup selama 9 hari tanpa kepala. Kecoa juga merupakan
binatang yang tahan terhadap radiasi, sehingga kalau ada perang nuklir,
kecoalah yang paling banyak selamat. (kayaknya udah pernah!!)
25. Seekor semut dapat mengangkat barang yang berbobot 50x berat badannya, dan
menarik barang yang beratnya 30x berat badannya.
26. Seekor singa bisa berhubungan kelamin 50 kali dalam sehari.
27. Babi dapat menikmati orgasme selama 30 menit (tau deh ngukurnya bagaimana).
28. Seekor kucing betina bisa melahirkan 20.736 anak kucing dalam empat tahun
(waduh, efektif banget to ya hubungan badannya?).
29. Makhluk hidup yang menikmati seks hanyalah lumba-lumba dan manusia (lha bagaimana
dengan babi tadi?)
30. Hyena lebih didominasi kaum betinanya. Bahkan klitoris mereka berukuran
sangat menonjol, dan dapat berereksi. Sialnya lagi, hal ini ditujukan untuk
menakut-nakuti hyena jantan! (Lah, terus ML sama siapa dong kalau cowoknya ditakut-takuti
dan diusir?)
31. Kelelawar selalu terbang ke kiri setelah keluar dari dalam gua.
32. Gajah adalah satu-satunya binatang yang tidak dapat melompat.
33. Sapi dapat berjalan menaiki tangga, tapi tidak menuruninya.
34. Semua beruang kutub kidal lho.
35. Ayam bisa terbang tidak lebih dari 13 detik.
36. Seekor siput dapat tidur tiga tahun lamanya

37. Usia capung hanya 24 jam.
38. Kupu-kupu merasakan makanan dengan kakinya.
39. Mata burung unta lebih besar daripada otaknya.
40. Kata "butterfly" berasal dari kata "flutterby".

Fakta Unik: Semua Tentang Binatang

Dunia binatang sangat menarik untuk kita amati. Selain tingkah laku mereka, juga banyak hal yang perlu kita ketahui, bahkan bisa bikin kita terpana bila mengetahuinya. Coba perhatikan fakta-fakta berikut ini:

  1. Kalau kita berbicara tentang hewan tercepat di muka Bumi, maka seringkali kita mengaitkannya dengan cheetah, spesies kucing besar yang hidup di dataran Afrika. Diduga kecepatan kucing ini berkisar pada angka 70 mph (114 km/jam). Namun, tahukah kamu bahwa hewan tercepat sebenarnya dipegang oleh seekor burung yang bernama The Peregrine Falcon (Falco peregrinus) dengan kecepatan yang pernah tercatat adalah 390 km/jam (242.3 mph)! Bandingkan dengan kecepatan tertinggi yang pernah dicapai oleh mobil balap F1 yang hanya berkisar pada angka 370 km/jam (229mph)! Hewan yang memiliki populasi tersebar di seluruh benua kecuali Antartika ini mulai terancam punah akibat rusaknya habitat tempat mereka tinggal oleh aktivitas manusia.
  2. Tahu ikan layar (sailfish)? Ikan yang menjadi favorit para pemancing profesional ini ternyata masih menjadi misteri bagi para ahli bidang biologi kelautan. Hal ini disebabkan karena pergerakan ikan yang enak dagingnya itu sangat cepat dan tingkat perpindahannya (migrasi) sangat tinggi. Selain itu, ikan yang memiliki nama Latin Istiophorus albicans (untuk yang berada di Samudra Pasifik) dan Istiophorus platypterus (untuk yang bermukim di Samudra Atlantik) ini tersebar ratusan mil dari pantai. Sehingga sangat sulit bagi para ahli untuk mencari lokasi pasti mereka, melakukan proses tagging (penomeran),serta pengumpulan data. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa ikan ini memang benar-benar ‘cepat'. Percaya tidak, 36 jam setelah bertelur, telur-telur tersebut langsung menetas! Tidak hanya itu, pertumbuhan tubuh mereka sangat cepat, sekitar 6 kaki per tahun!
  3. Let's talk about a strongest animal in the world. Berbicara tentang hewan terkuat, sering kali kita menganggap bahwa hewan terkuat adalah gajah. Namun, tahukah kamu, bahwa gajah Afrika hanya mampu mengangkat beban dengan proporsi 25% dari total berat badannya? Coba bandingkan dengan seekor kumbang badak (The rhinoceros beetle) mampu membawa beban sebanyak 850 kali dari total berat badannya! Dengan kata lain, secara proporsi berat badan, gajah masih kalah dengan manusia yang mampu mengangkat beban hingga 10 kali berat badannya, bahkan lebih.
  4. Burung Unta (Ostrich) bukan sembarang burung. Tinggi badannya dapat mencapai 2,5 meter dengan berat 180 kg. Selain besar, Burung Unta juga memiliki daya tahan yang luar biasa. Burung ini bisa bertahan hidup pada suhu di atas 40 derajat Celcius hingga suhu 0 derajat Celcius. Umurnya juga terbilang panjang, bisa mencapai usia sekitar 50 tahun. Walau begitu, sekalipun Burung Unta sedemikian besar, pengeluaran untuk biaya makan Burung Unta hanya mencapai kira-kira US$ 75 setahun. Kesulitan umum satu-satunya dalam memelihara Burung Unta adalah masalah kandang. Diperlukan lahan yang cukup luas, dan berpagar. Masalahnya, sekali seekor Burung Unta lari keluar dari pagar, kamu perlu sebuah mobil untuk mengejar dan menangkapnya, karena Burung Unta dapat berlari hingga kecepatan 50 km/jam!
  5. Menurut para ilmuwan, hewan yang memiliki suara paling keras adalah ikan paus biru (Balaenoptera Musculus), yang juga menyandang gelar sebagai hewan terbesar di bumi. Suara ikan paus biru lebih keras daripada suara motor Harley Davidson. Bahkan lebih keras daripada suara konser rock yang paling keras, dan juga lebih keras dari ledakan bom. Seberapa keraskah suara ikan paus biru tersebut? Suara ikan tersebut adalah 188 desibel..! Angka ini sama dengan 1 juta kali suara mesin jet (yang mencapai tingkat kekerasan suara 120-130 desibel). Perlu diingat bahwa tingkat kekerasan suara bertambah secara logaritmis. Ini berarti setiap kenaikan 10 desibel berarti peningkatan intensitas suara hingga 10 kali. Ini adalah salah satu alasan bagi kita semua untuk bersyukur bahwa ikan paus biru tersebut hanya tinggal di dalam laut, hehe....
  6. Mau tahu hewan bertulang belakang (vertebrata) terkecil di dunia? Sejenis ikan kerdil yang disebut stout infantfish ditetapkan sebagai hewan bertulang belakang paling mungil dan paling ringan sedunia. Ikan yang hidup di sekitar perairan Great Barrier Reef, Australia, ini panjangnya hanya 7 milimeter! Sebenarnya, ikan dari Australia itu memiliki saingan, yaitu sejenis ikan yang memiliki nama latin paedocypris progenetica yang ditemukan di rawa-rawa gambut di Pulau Sumatera. Hewan tersebut memiliki panjang sekitar 7,9 milimeter.